Ini seperti satu tubuh yang terdiri dari bermacam anggota tubuh. Ketika mata sedang sakit dan berusaha meredakan dengan mengeluarkan air mata untuk menetralisir masalah yang dialami, tangan dan kaki sibuk menyalahkan apa yang dilakukan oleh mata.
Tangan dan kaki berkata, kalau sakit harusnya dioles dengan balsem atau minyak urut, bukannya mengeluarkan air mata yang "tidak lazim". Kalau mata luka harus dioles "obat merah" dan ditutup dengan perban seperti yang selalu dilakukan oleh tangan dan kaki Bahkan sampai hari ini dan hari-hari yang akan datang Tuhan Yesus tetap hadir di tengah-tengah umatNya yang berduka, menghibur dan menguatkan serta memulihkan dengan sukacita surgawi.
Saya tidak kenal dan tidak pernah bertemu secara pribadi dengan Pdt. PA dan saya bukan anggota jemaat gereja JKI. Tetapi melalui peristiwa duka ini, saya bisa melihat begitu ajaib apa yang dilakukan oleh JC terhadap satu persatu umatNya. JC adalah Allah bagi anakNya yang bersukacita, tetapi juga Allah yang ikut merasakan hati yang hancur dan dalam kesedihan.
Saya bisa memahami kedukaan yang mendalam, karena pernah mengalami 2 dukacita di dalam keluarga ; yang pertama adalah ketika Tuhan Yesus memanggil bapak dan yang kedua ketika Tuhan memanggil keponakan laki-laki yang berusia 5 tahun.
Ketika bapak meninggal kita merasakan duka, tetapi sudah mempersiapkan diri karena beberapa bulan dirawat di ICU karena kanker paru-paru. Kita semua mempersiapkan hati dengan dibantu hamba-hamba Tuhan untuk mempersiapkan Roh bapak masuk ke surga.
Keluarga juga dikuatkan dengan kehadiran para hamba Tuhan, keluarga besar dan para sahabat yang terus mendukung selama masa sakit hingga akhirnya meninggal. Tetapi kedukaan yang tiba-tiba membuat kita tidak siap, ketika Tuhan hendak menjemput keponakan laki-laki yang berumur 5 tahun.
Satu hari keponakan sakit panas dan kemudian diantar mamanya untuk periksa di rumah sakit tempat dia bekerja. Keponakan masih berjalan kaki dengan gagah digandeng mamanya masuk rumah sakit, periksa lab dll, kemudian diputuskan untuk dirawat. Tiba-tiba kondisinya drop dan masuk ICU. Mamanya, sekalipun tenaga medis di situ, mengalami shock berat dan sangat berharap semua tindakan medis bisa menyembuhkan anaknya.
Behari-hari dia duduk di samping anaknya yang sudah koma, dan semua tenaga medis teman-temannya memberikan usaha yang terbaik, berusaha tetap membuat si anak "bertahan hidup". Sampai akhirnya teman-teman kakak bilang bahwa secara medis sudah tidak bisa dipertahankan lagi, karena obat yang "terberat" sudah tidak mempan lagi. Tubuh keponakan sudah mulai "bengkak" karena obat-obat yang dimasukkan. Kakak saya setiap saat terus bernyanyi dan berdoa di samping anak sulungnya, meminta Tuhan Yesus memberikan mujizat kesembuhan.
Kita sekeluarga bergantian menemani di sampingnya setiap hari. Kemudian Tuhan memperlihatkan bahwa Roh anaknya sudah ingin bertemu Tuhan Yesus tetapi masih bertahan karena melihat mamanya siang malam menangis di sampingnya. Mamanya berdoa supaya Tuhan mengembalikan anaknya hidup lagi. Dia tidak bisa menerima anaknya tiba-tiba dipanggil Tuhan di depan matanya.
Kemudian keluarga berunding, dan meminta saya untuk menyampaikan supaya mamanya melepas Roh anaknya untuk bertemu Tuhan Yesus. Saya mendekati kakak, memeluk dan menyampaikan supaya dia melepaskan anaknya bertemu Tuhan Yesus. Jawabannya langsung, "Tidak bisa! Saya terus duduk, memeluk dan merasakan dukacita kakak saya, dan berdoa Tuhan memberikan kelegaan dan damai sejahtera. Setelah itu kembali saya sampaikan supaya dia melepaskan anaknya bertemu Tuhan Yesus.
Ketika Roh Kudus memberikan damai sejahtera, kemudian kakak bisa menerima kenyataan bahwa secara fisik dan medis sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Justru jika hidup akan menderita karena tubuhnya sudah habis-habisan dimasuki obat-obatan yang sangat "berat". Akhirnya dengan air mata berurai, kakak berbisik di telinga dengan memeluk erat-erat anaknya, "Ibu sayang sama mas Ega, tapi Tuhan Yesus lebih sayang. Selamat jalan yah mas, selamat bertemu dengan Tuhan Yesus.
Salam untuk Tuhan Yesus. Pada saat kalimat itu selesai diucapkan, monitor denyut jantung langsung melemah dan berhenti. Roh keponakan lepas dan bertemu dengan Tuhan Yesus di surga. Kita semua merasakan kepedihan hati kakak dan tidak ada satu orang pun yang menghakimi atau menyalahkan apa yang dilakukan dan diimani oleh kakak yang ingin anak sulungnya kembali hidup.
Kita semua sangat mencintai keponakan dan mamanya. Mereka berdua adalah orang-orang yang kita kasihi dan ada di dalam hati kita. Ketika mereka sedih, hati kita juga merasakan kesedihan mereka, ketika mereka sakit kita juga merasakan beban penderitaan yang dirasakan. Itu adalah hal yang sangat alami dan tidak perlu dibuat-buat karena mereka adalah orang-orang yang sangat kita kasihi.
Sekarang ini saya juga bisa merasakan apa yang dialami oleh jemaat JKI, karena sudah pernah mengalami hal yang sama - yaitu menghadapi kedukaan yang datang tiba-tiba. Tidak ada cara lain untuk menghibur dan menguatkan selain dari duduk diam, memeluk dan ikut merasakan hati yang hancur.
Ternyata itu juga yang dilakukan oleh Tuhan Yesus ketika melihat jemaat JKI yang sangat berduka menghadapi gembala yang dikasihinya dipanggil Tuhan. Tuhan Yesus ada di tengah-tengah mereka merasakan kedukaan dan kehancuran hati mereka semua.
Tuhan Yesus sama sekali tidak memandang hina, memandang bersalah atau bahkan menghakimi orang-orang yang patah dan remuk hatinya. Saya juga tidak menyalahkan orang-orang Kristen dan para hamba Tuhan di luar JKI yang ramai-ramai menghakimi dan mencemooh apa yang dilakukan jemaat JKI. Mungkin mereka secara pribadi belum pernah merasakan remuk hati karena kehilangan orang yang sangat dicintai seperti yang dialami oleh jemaat JKI.
Mungkin mereka terikat kuat dengan ajarannya masing-masing dan bahkan pola pikirnya sendiri. Mereka tidak melihat bagaimana Tuhan Yesus berada di tengah-tengah jemaat yang berduka dan sedang menangis bersama mereka. Bersedih, berduka, hati yang patah dan remuk, tangisan yang dalam, itu semua bukanlah dosa atau hal yang salah di hadapan Tuhan Yesus. Dan tentu saja tidak bergantung dari berapa lama orang tersebut telah menjadi seorang kristen.
Sampai tahun pun sekalipun seseorang menjadi orang percaya, belum tentu dia memiliki kasih yang dimiliki oleh mereka yang telah disusutkan. Baiklah, saya mau disusutkan tapi adakah cara mempercepat prosesnya? Ada, yaitu dengan pengucapan syukur yang sungguh-sungguh bukan hanya di mulut, tetapi dari hati. Jika kita menggerutu atau marah-marah, maka sama seperti Israel di padang gurun selama 40 tahun, Tuhan juga akan berkata : "Kainnya masih belum susut, kalau gitu rendam lagi di air sampai susut" Tadinya harusnya cuma satu malam, sekarang ditambah jadi 2 malam, dst.
Bab 2 Membuka Tanah Baru 1. Yeremia menuliskan Tuhan berfirman kepada orang Yehuda dan penduduk Yerusalem untuk membuka tanah baru dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh. Dalam terjemahan bahasa Inggris, bukanlah disebut tanah baru melainkan "fallow ground". Apa itu "fallow ground"? Fallow ground adalah tanah yang sudah menjadi keras karena lama tidak digarap sehingga penuh dengan tanaman liar, dan benih sebaik apapun yang ditaburkan diatas tanah itu tidak akan tumbuh dengan baik, dan akhirnya akan mati tercekik oleh semak duri diatasnya.
Mengapa fallow ground bisa terbentuk? Ada dua hal yang dapat menyebabkan terjadinya fallow ground:. Tanah tersebut ditinggalkan lama tidak digarap. Pada tahun sabat tahun ketujuh , tanah tersebut tidak boleh digarap selama setahun.
Maka selama setahun semak duri akan tumbuh, sehingga setelah tahun sabat selesai, tanah tersebut sudah menjadi fallow ground. Untuk mengolah fallow ground, tidak boleh langsung membajak atau membongkar tanah tersebut, karena tanah tersebut akan hancur menjadi seperti pasir dan demikian berkurang kesuburannya.
Fallow ground tersebut harus terlebih dahulu dibasahi dengan hujan awal musim untuk membuatnya menjadi lunak, barulah kemudian boleh dibajak, kemudian segala semak duri yang telah tumbuh diatasnya haruslah dicabut seakar-akarnya dan pada akhirnya dibakar sehingga benih yang ditabur ketika tumbuh tidak akan mati dicekik oleh semak duri tersebut.
Apa yang terjadi ketika dibajak? Tanah yang dibajak itu dibongkar habis-habisan, yang tadinya dibawah bisa jadi diatas, dan yang tadinya di permukaan bisa jadi masuk ke dalam tanah. Atau bisa juga yang di permukaan tetap di permukaan tetapi dihancurkan, yang didalam tanah tetap berada di dalam tanah dan dilembutkan. Setelah selesai dibajak, barulah benih yang baik dapat ditaburkan sehingga dapat tumbuh dengan baik.
Proses untuk membuat tanah menjadi subur dapat dijabarkan sebagai berikut:. Menantikan pencurahan hujan atas tanah itu, dan mengolahnya dengan mata bajak. Tingkat kesuburannya bergantung pada iklim dan atmosfir yang ada.
Laluuuuu bagaimana hubungannya dengan gereja dan orang percaya? Sebagian besar gereja maupun orang percaya memiliki hati yang merupakan fallow ground. Bagaimana cara mengetahui apakah hati kita fallow ground atau tanah yang baik? Adakah kekuatiran, harta kekayaan, dan kenikmatan hidup menguasai kita? Jika ya, maka hati kita masih fallow ground. Jika demikian, apakah kita mau mengizinkan Tuhan membongkar hati kita untuk menjadikannya tanah yang baik? Gak enak bo Tetapi ini adalah untuk membuat kita semakin berkenan kepadanya dan dengan demikian pelayanan kita akan menjadi berkenan dimata-Nya dan berguna bagi Dia.
Setelah dibajak, apalagi yang harus kita lakukan? Kita harus menjaga tingkat kesuburan tanah tersebut, dengan cara bagaimana? Menjaga hati kita agar bisa mengundang hadirat-Nya dalam hidup kita.
Lebih spesifik? Juga, kita harus menjaga dengan siapa saja kita bergaul karena pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik 1 Korintus Jika kita salah bergaul, akibatnya tidak ringan, iman kita bisa merosot terus-menerus dan bahkan mati bukannya bertumbuh. Bab 3 Membuka Tanah Baru 2. Di atas telah dijabarkan bagaimana membuka fallow ground dan menjaga kesuburannya. Maka setelah benih ditabur di tanah yang baik yaitu hati kita, pertumbuhan benih itu adalah dari dalam tanah ke permukaan, dari dalam hati kita keluar.
Kebiasaan bertani di Israel adalah menuai gandum di akhir musim dingin, sedangkan awal pertumbuhan gandum tersebut adalah pada awal musim dingin, sehingga gandum tersebut tumbuh menembus kebekuan yang ada. Maka sama seperti itu pertumbuhan benih di dalam hati kita juga diharapkan sanggup menembus segala kebekuan yang ada. Bagaimana caranya menumbuhkan benih tersebut dan menembus kebekuan yang ada?
Mempunyai hidup dan pelayanan yang berhasil dengan catatan ukuran keberhasilan itu adalah dikenan oleh Tuhan dan berdampak bagi sekitar kita menembus kebekuan disekitarnya? Caranya adalah dengan membangun keintiman dengan Tuhan. Keintiman yang dimaksud adalah persekutuan setiap hari dengan Tuhan minimal satu jam. Karena dengan begitu barulah kita dapat mengenal Tuhan kita secara pribadi.
Dan apa yang lebih penting dari itu? Kita akan semakin peka terhadap tuntunan Roh Kudus. Kalau pelayanan dan hidup kita berjalan menurut kehendak-Nya seperti apa yang Dia tuntun, maka roh kita akan seperti mata air yang memancarkan sungai-sungai air kehidupan. Dengan demikian kita dapat menjadi berkat bagi sekitar kita. Adakah cara lain untuk menumbuhkan benih selain bersekutu intim dengan Tuhan?
Satu jam itu cukup lama Jawabnya tidak ada. Kekristenan bukanlah sekedar pergi ke gereja setiap minggu meskipun ini juga wajib , bukan sekedar melayani di gereja, bukan sekedar memberi persembahan yang besar, tetapi yang jauh lebih penting dari itu adalah mengikut Kristus, menjadi murid-Nya, bukan menjadi pendengar firman saja, tetapi menjadi PELAKU firman. Jika bagi kita satu jam itu cukup lama dan membosankan, itu karena kita baru memulainya.
Jika kita sudah mengenal Tuhan lebih dalam dan lebih dalam lagi, satu jam itu terasa terlalu singkat dan malah kita akan menambah jamnya sendiri dari satu menjadi dua jam, dari dua menjadi tiga atau mungkin empat jam. Bab 4 Keseimbangan Dalam Kehidupan Rohani. Banyak orang yang melayani Tuhan dalam suatu area pelayanan misalnya konseling, ketika memberikan nasehat kepada orang lain, nasehatnya itu sangat tepat dan berguna bagi mereka yang memerlukan pelayanan tersebut. Tetapi orang-orang ini ketika diizinkan Tuhan untuk mengalami suatu masalah hidup, lucunya mereka tidak punya pemecahan atas masalahnya.
Seakan-akan ketika mereka melayani, semua nasehat mereka itu adalah dari Tuhan, karena mereka peka terhadap suara Tuhan. Tetapi begitu dirinya sendiri mengalami masalah, suara Tuhan seakan-akan menghilang. Tidak ada tuntunan Roh Kudus, semuanya seakan-akan tidak ada jalan keluar. Apa yang sebenarnya sedang terjadi?
Bagi orang-orang yang suka menghakimi tidak dewasa secara rohani , maka mereka akan beranggapan bahwa orang-orang yang mengalami situasi ini adalah orang-orang munafik. Dan biasanya mereka akan kecewa terhadap orang-orang tersebut. Tetapi sebenarnya bukan hal itu yang sedang terjadi. Ketika pdt. Petrus Agung Purnomo bertanya kepada Roh Kudus mengapa hal ini bisa terjadi, Roh Kudus menjawab: "Sesungguhnya anak-anak-Ku itu sedang beroperasi dalam area yang dinamakan gift atau karunia, dan sifat utama dari karunia adalah untuk orang lain.
Jadi orang yang menerima karunia itu sebenarnya dipakai Tuhan untuk memberikan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan lewat dirinya. Masalahnya adalah orang tersebut mempunyai karunia dan bergerak dalam area karunianya, tetapi dia sendiri tidak punya hubungan pribadi yang kuat dengan Tuhan.
Ini yang menyebabkan dia tidak dapat mendengar suara Tuhan ketika dirinya sendiri terkena masalah. Itulah sifat karunia, yaitu memberi, memberi, dan terus memberi. Bahaya-bahaya pada kasus seperti ini:. Nampaknya sangat tepat dan sangat peka terhadap suara Tuhan, sehingga orang-orang sering akan bergantung padanya dan memberinya beban hidup yang lebih daripada yang dapat ditanggung rohnya.
Apabila masalah datang atas hidupnya, maka dia akan goyah dan tiba-tiba roboh karena tidak sanggup lagi menahan semua beban tersebut. Orang yang hanya bergerak dalam area karunia selalu terbiasa berhubungan dengan kepentingan orang lain, padahal yang paling utama dalam hidup kita adalah hubungan pribadi masing-masing dengan Tuhan. Kebiasaan berhubungan dengan orang lain ini dapat menyebabkan kita menjadi mempunyai perasaan tidak bersalah dan menjadi bebal di hadapan Tuhan.
Belum lagi jika semua orang berharap kepada orang tersebut untuk pertolongan, nasehat dan lainnya, bukankah dia sedang membawa semua orang untuk menjauh dari Tuhan dan mendekat kepada dirinya? Itu dosa yang akibatnya lebih parah. Dalam Matius , orang-orang seperti ini pada akhirnya ditolak oleh Tuhan pada hari terakhir dan mereka akan disebut sebagai pembuat kejahatan. Jangan hanya bergerak dalam area karunia saja, tetapi kita harus belajar mengenal Dia secara pribadi dan mengenal kehendak-Nya.
Bab 5 Hati Nurani Yang Murni. Seringkali kita salah mendengar, apa yang seharusnya suara hati nurani, kita anggap adalah suara Roh Kudus. Hati nurani kita sudah tercemar oleh pengalaman dan pengajaran yang kita terima dari sejak masa lampau. Dan ini menyebabkan ketika Roh Kudus berbicara, sering kita menganggapnya salah dengar jika tidak sesuai dengan apa yang kita percayai atau suara hati nurani kita. Contoh paling sederhana adalah ketika Petrus pergi ke rumah Kornelius.
Sebelum utusan Kornelius datang kepada Petrus, dia sudah menerima penglihatan terlebih dahulu dalam bentuk segala macam binatang yang tidak halal, dan ada suara yang mengatakan untuk memakannya. Tetapi karena Petrus memiliki hati nurani yang mengacu pada taurat orang Yahudi, maka dia menolak untuk memakannya.
Tetapi suara itu mengatakan: "Apa yang Elohim tahirkan, janganlah engkau cemarkan! Dan barulah saat itu Petrus mengerti bahwa yang dimaksud dengan binatang yang tidak halal itu adalah bangsa-bangsa lain di luar bangsa Yahudi.
Apa yang terjadi jika Petrus tidak mengalami penglihatan itu? Tentu saja dia tidak akan pergi ke rumah Kornelius. Oleh sebab apa? Karena hati nuraninya yang masih mengacu pada taurat orang Yahudi, bahwa orang Yahudi tidak boleh masuk ke dalam rumah bangsa kafir.
Dan oleh karena baptisan Kornelius jugalah maka Petrus ketika kembali ke Yerusalem dihakimi oleh orang percaya dari bangsa Yahudi karena hati nurani mereka juga masih mengacu pada taurat sehingga mereka menganggap Petrus telah melakukan kesalahan yang berat. Ketika Petrus menjelaskan semuanya, barulah jelas bagi mereka bahwa Elohim telah membuka jalan penginjilan ke bangsa lain. Seringkali Elohim ingin bekerja melalui kita tetapi terhalang oleh hati nurani kita, maka kita harus ingat bahwa jalan Tuhan itu selalu berbalikan dengan jalan manusia.
Maka ketika kita mendengar Roh Kudus berbicara, janganlah heran jika apa yang dikatakan-Nya berbeda derajat dengan apa yang kita yakini. Perkara-perkara rohani tidak pernah bisa diciptakan, tidak pernah bisa direkayasa, tidak pernah bisa didesign atau dibuat polanya menurut kemauan kita sendiri.
Segala perkara rohani harus dilahirkan oleh gereja. Ingat, kita menjadi orang percaya, bukan karena rekayasa manusia, tetapi oleh karena kita mengalami kelahiran baru.
Hubungan intim kita dengan Tuhan secara langsung, akan memampukan roh kita untuk menangkap apa yang ada dalam kandungan hati Bapa di Sorga. Ketika kita sanggup menangkap apa yang Bapa berikan, roh kita akan mengandung sesuatu yang berasal dari hati Tuhan, dan pada waktunya akan melahirkan perkara-perkara rohani dari Dia, dan ketika melahirkan perkara-perkara rohani seperti itu, itulah hal-hal yang sanggup merubah kehidupan kita dan sekitar kita.
Gereja yang menjerit kepada Elohim yang hidup akan memiliki hubungan yang intim dengan Elohim, dan pada akhirnya akan membuahkan perkara-perkara rohani yang besar dalam pelayanannya.
Bab 7 Menantikan Waktu Tuhan. Seringkali ketika Tuhan meminta kita menunggu, kita tidak dapat menunggu sampai waktu-Nya tiba. Selalu saja kita mencoba "membantu" Tuhan dan pada akhirnya itu malah membuat kekacauan di kemudian hari. Banyak contoh di kitab suci untuk hal ini:. Meskipun mereka berdoa terlebih dahulu, tetapi cara mereka memilih adalah dengan membuang undi dan akhirnya terpilihlah Matias. Tentunya hal ini tidaklah benar, karena yang seharusnya terhitung dalam bilangan rasul adalah Paulus yang muncul sekian tahun kemudian.
Coba perhatikan apa yang terjadi dengan Matias. Namanya hanya muncul sekali dalam seluruh kitab suci dan menghilang. Sedangkan Paulus yang muncul sekian tahun setelahnya, sebagian besar perjanjian baru adalah berisi surat-surat Paulus. Kita harus bisa menyelami hati Tuhan, karena Dia punya kehendak, Dia punya keinginan, Dia tahu apa yang terbaik bagi kita.
Tetapi seringkali karena ketidaksabaran, kita tetap ngotot dengan kehendak dan keinginan sendiri, dan kita paksa Dia memberi apa yang kita minta, maka seringkali akan Dia beri, namun kita harus menanggung sendiri akibatnya. Meskipun lama dalam penantian, kita harus mengikutsertakan Roh Kudus dalam hidup kita, dan belajar sabar menunggu waktu-Nya. Yang pertama sekali disebut sebagai orang Ibrani adalah Abram sebelum namanya diganti menjadi Abraham dalam Kejadian Apa arti kata Ibrani?
Artinya adalah "stranger" atau orang asing. Bahkan sampai sekarang bahasa yang digunakan orang Yahudi di Israel disebut bahasa Hebrews atau bahasa Ibrani. Kita orang percaya sering disebut sebagai Israel rohani, atau bisa dikatakan Ibrani rohani, karena bagaimanapun panggilan Tuhan bagi kita adalah menjadi orang Ibrani, orang asing terhadap dunia ini.
Setidaknya ada empat kali Abram mengalami pemisahan oleh Tuhan:. Dari negeri dan dari sanak saudaranya atau lebih tepatnya dari Terah, ayahnya Kisah Para Rasul , Stefanus membuka pewahyuan ini dengan mengatakan "Ketika Abram atau Abraham masih di Ur Kasdim, Elohim berkata kepadanya untuk keluar ke tanah Perjanjian.
0コメント